All Stories

Saturday, March 26, 2011

Sekarang, kalau Anda cermat, sebetulnya ada beberapa perusahaan (bahkan cukup banyak) yang menjadi penyedia barang dan jasa agar Anda bisa berbisnis jaringan pemasaran. Perusahaan ini disebut perusahaan penjual langsung yang memasarkan barang dan jasanya melalui sistem MLM (Multi Level Marketing).

Di Indonesia, perusahaan penyedia barang dan jasa untuk bisnis jaringan pemasaran ini (selanjutnya saya sebut Perusahaan MLM), ada banyak sekali. Mulai dari perusahaan yang betul-betul MLM, sampai perusahaan yang bukan MLM, tapi mengaku-ngaku sebagai MLM.

Asal muasal perusahaan-perusahaan MLM tersebut cukup bervariasi. Beberapa ada yang berasal dari Indonesia asli. Namun tak sedikit juga yang tadinya berasal dari Amerika, Inggris, atau bahkan Malaysia. Di antara mereka, ada perusahaan yang memasarkan produk-produk yang spesifik saja (seperti obat-obatan, peralatan makanan, atau asuransi kecelakaan), tapi ada juga perusahaan yang hanya memasarkan produk-produk umum.

Nah, perusahaan MLM mana yang sebaiknya Anda pilih? Ada banyak faktor yang bisa menjadi pertimbangan Anda dalam memilih sebuah perusahaan MLM. Namun demikian, beberapa tips dibawah ini mungkin bisa membantu:

1. Pilihlah Perusahaan MLM yang tergabung dalam APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia). APLI adalah sebuah asosiasi yang mewadahi berbagai perusahaan MLM. Belum bakunya aturan hukum di Indonesia dalam mengatur penjualan langsung juga mendorong kebutuhan di antara perusahaan MLM menciptakan bersama aturan dan kode etik yang disepakati bersama. Perusahaan yang ingin bergabung dengan APLI harus memenuhi sejumlah persyaratan tadi dan kemudian mendapat sertifikasi. Mereka yang yang menjadi anggota APLI hanyalah perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi syarat sebagai perusahaan penjual langsung dan yang memasarkan jasanya secara MLM.

Karena itulah, lewat APLI kita juga bisa mengenali mana perusahaan yang MLM, dan mana yang bukan. Maklum, saat ini juga ada banyak perusahaan yang bukan MLM namun ikut mengaku-ngaku sebagai MLM untuk menarik dana dari masyarakat. Untuk memperoleh informasi perusahaan mana saja yang terdaftar, Anda dapat menghubungi kantor APLI di Jl. Alam Segar VII/21, Jakarta Selatan, telepon (021) 751-3704.

2. Bila Anda ingin memiliki pembeli atau pelanggan yang terus datang berulang kepada Anda, pilihlah perusahaan yang menyediakan tidak hanya barang dan jasa yang spesifik saja, tetapi perusahaan yang menyediakan barang dan jasa yang banyak dan bervariasi. Dan kalau perlu, yang memberikan jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya. Ini sebetulnya bisa dimengerti mengingat fungsi Anda di sini sebetulnya seperti warung atau toko serba ada. Di mana pun dan apa pun yang dibutuhkan orang, Anda memilikinya.

Di Indonesia, beberapa perusahaan MLM ada yang menyediakan barang dan jasa yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Bahkan dari satu perusahaan yang menjual ratusan produk tersebut, sebagian kecil di antaranya diproduksi sendiri (ekslusif). Sebagian besar di antaranya merupakan produk titipan (general) yang dititipkan oleh perusahaan-perusahaan produsen merk ternama.

Termasuk juga, media cetak! Ada lho media cetak yang menitipkan penjualannya melalui perusahaan MLM. Bayangkan, Anda bisa menjual koran hanya dengan join ke dalam sebuah perusahaan MLM. Jadi sekali lagi, bila Anda ingin memiliki pembeli atau pelanggan yang terus datang berulang kepada Anda, maka salah satu caranya adalah dengan memilih perusahaan yang menyediakan banyak sekali barang dan jasa, tidak hanya barang. Lebih baik lagi bila mereka berani menjamin kualitas barang dan jasa mereka, entah dengan adanya jaminan uang kembali atau jaminan penggantian barang apabila terjadi kerusakan.arang apabila terjadi kerusakan.

3. Pilihlah perusahaan yang para distributornya memiliki cara atau sistem keberhasilan untuk bisa sukses, di mana sistem tersebut sebaiknya harus sudah teruji dan terbukti mampu mencetak banyak orang menjadi berhasil. Ya, kalau perusahaan menyediakan barang dan jasa yang cukup banyak dan bervariasi, tapi tidak ada langkah-langkah sukses (sistem) yang bisa dijalankan, percuma saja Anda menjalankan bisnis jaringan pemasaran.

Idealnya, sistem tersebut hendaknya bisa dijalankan oleh orang dari berbagai macam latar belakang usia, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali! Bila sistem tersebut hanya bisa dijalankan oleh sebagian orang saja, maka mungkin sistem itu tidak begitu baik.

Salah satu ciri bahwa sistem tersebut cukup baik adalah bahwa sistem itu harus bisa dijalankan dan diduplikasi oleh banyak orang di kelompok usaha Anda, di manapun mereka berada, dan apa pun latar belakang mereka.

Sistem yang baik biasanya juga menyediakan alat-alat bantu usaha seperti buku-buku kepribadian, kaset-kaset yang memberikan motivasi dan teknik, serta pertemuan-pertemuan yang bisa dihadiri.

Itu saja beberapa faktor utama yang bisa Anda pertimbangkan. Pertanyaannya sekarang, kapan Anda akan memulai bisnis jaringan pemasaran milik Anda sendiri? Sekarang mungkin saatnya.

Inilah Tanda MLM Yang Benar! Versi Safir Senduk

Sekarang, kalau Anda cermat, sebetulnya ada beberapa perusahaan (bahkan cukup banyak) yang menjadi penyedia barang dan jasa agar Anda bisa berbisnis jaringan pemasaran. Perusahaan ini disebut perusahaan penjual langsung yang memasarkan barang dan jasanya melalui sistem MLM (Multi Level Marketing).

Di Indonesia, perusahaan penyedia barang dan jasa untuk bisnis jaringan pemasaran ini (selanjutnya saya sebut Perusahaan MLM), ada banyak sekali. Mulai dari perusahaan yang betul-betul MLM, sampai perusahaan yang bukan MLM, tapi mengaku-ngaku sebagai MLM.

Asal muasal perusahaan-perusahaan MLM tersebut cukup bervariasi. Beberapa ada yang berasal dari Indonesia asli. Namun tak sedikit juga yang tadinya berasal dari Amerika, Inggris, atau bahkan Malaysia. Di antara mereka, ada perusahaan yang memasarkan produk-produk yang spesifik saja (seperti obat-obatan, peralatan makanan, atau asuransi kecelakaan), tapi ada juga perusahaan yang hanya memasarkan produk-produk umum.

Nah, perusahaan MLM mana yang sebaiknya Anda pilih? Ada banyak faktor yang bisa menjadi pertimbangan Anda dalam memilih sebuah perusahaan MLM. Namun demikian, beberapa tips dibawah ini mungkin bisa membantu:

1. Pilihlah Perusahaan MLM yang tergabung dalam APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia). APLI adalah sebuah asosiasi yang mewadahi berbagai perusahaan MLM. Belum bakunya aturan hukum di Indonesia dalam mengatur penjualan langsung juga mendorong kebutuhan di antara perusahaan MLM menciptakan bersama aturan dan kode etik yang disepakati bersama. Perusahaan yang ingin bergabung dengan APLI harus memenuhi sejumlah persyaratan tadi dan kemudian mendapat sertifikasi. Mereka yang yang menjadi anggota APLI hanyalah perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi syarat sebagai perusahaan penjual langsung dan yang memasarkan jasanya secara MLM.

Karena itulah, lewat APLI kita juga bisa mengenali mana perusahaan yang MLM, dan mana yang bukan. Maklum, saat ini juga ada banyak perusahaan yang bukan MLM namun ikut mengaku-ngaku sebagai MLM untuk menarik dana dari masyarakat. Untuk memperoleh informasi perusahaan mana saja yang terdaftar, Anda dapat menghubungi kantor APLI di Jl. Alam Segar VII/21, Jakarta Selatan, telepon (021) 751-3704.

2. Bila Anda ingin memiliki pembeli atau pelanggan yang terus datang berulang kepada Anda, pilihlah perusahaan yang menyediakan tidak hanya barang dan jasa yang spesifik saja, tetapi perusahaan yang menyediakan barang dan jasa yang banyak dan bervariasi. Dan kalau perlu, yang memberikan jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya. Ini sebetulnya bisa dimengerti mengingat fungsi Anda di sini sebetulnya seperti warung atau toko serba ada. Di mana pun dan apa pun yang dibutuhkan orang, Anda memilikinya.

Di Indonesia, beberapa perusahaan MLM ada yang menyediakan barang dan jasa yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Bahkan dari satu perusahaan yang menjual ratusan produk tersebut, sebagian kecil di antaranya diproduksi sendiri (ekslusif). Sebagian besar di antaranya merupakan produk titipan (general) yang dititipkan oleh perusahaan-perusahaan produsen merk ternama.

Termasuk juga, media cetak! Ada lho media cetak yang menitipkan penjualannya melalui perusahaan MLM. Bayangkan, Anda bisa menjual koran hanya dengan join ke dalam sebuah perusahaan MLM. Jadi sekali lagi, bila Anda ingin memiliki pembeli atau pelanggan yang terus datang berulang kepada Anda, maka salah satu caranya adalah dengan memilih perusahaan yang menyediakan banyak sekali barang dan jasa, tidak hanya barang. Lebih baik lagi bila mereka berani menjamin kualitas barang dan jasa mereka, entah dengan adanya jaminan uang kembali atau jaminan penggantian barang apabila terjadi kerusakan.arang apabila terjadi kerusakan.

3. Pilihlah perusahaan yang para distributornya memiliki cara atau sistem keberhasilan untuk bisa sukses, di mana sistem tersebut sebaiknya harus sudah teruji dan terbukti mampu mencetak banyak orang menjadi berhasil. Ya, kalau perusahaan menyediakan barang dan jasa yang cukup banyak dan bervariasi, tapi tidak ada langkah-langkah sukses (sistem) yang bisa dijalankan, percuma saja Anda menjalankan bisnis jaringan pemasaran.

Idealnya, sistem tersebut hendaknya bisa dijalankan oleh orang dari berbagai macam latar belakang usia, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali! Bila sistem tersebut hanya bisa dijalankan oleh sebagian orang saja, maka mungkin sistem itu tidak begitu baik.

Salah satu ciri bahwa sistem tersebut cukup baik adalah bahwa sistem itu harus bisa dijalankan dan diduplikasi oleh banyak orang di kelompok usaha Anda, di manapun mereka berada, dan apa pun latar belakang mereka.

Sistem yang baik biasanya juga menyediakan alat-alat bantu usaha seperti buku-buku kepribadian, kaset-kaset yang memberikan motivasi dan teknik, serta pertemuan-pertemuan yang bisa dihadiri.

Itu saja beberapa faktor utama yang bisa Anda pertimbangkan. Pertanyaannya sekarang, kapan Anda akan memulai bisnis jaringan pemasaran milik Anda sendiri? Sekarang mungkin saatnya.

Posted at 11:30 AM |  by kang obet

0 comments:

Friday, March 25, 2011


Multi-level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain).

Mengapa perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya?

Ada beberapa alasan :

1. Biaya overhead yang rendah
Tidak seperti perusahaan retail, perusahaan MLM tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer. Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi distributor untuk memasarkan produk ke customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu memberikan komisi bagi distributor berdasarkan hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual.

2. Biaya overhead distribusi yang rendah
Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara, kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing-masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang.

Jalur distribusi non MLM
manufacturer –> transporter –> wholesaler –> retailer –> advertisers –> customers

Jalur distribusi MLM
manufacturer –> representative –> customer

3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan 100% tiap bulan

4. Tim sales dan marketing yang termotivasi.
Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik.

Bagi perorangan, MLM bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup significant.

Bagaimana Caranya?

MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang sedikit”. Dalam MLM, Anda tidak hanya mendapatkan komisi dari hasil penjualan Anda secara langsung namun juga secara tidak langsung. Anda mendapatkan juga komisi dari hasil penjualan orang yang Anda bawa ke perusahaan dan juga dari hasil orang yang orang tadi bawa, dan juga dari hasil penjualan dari orang terakhir yang dia bawa.

Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan Anda akan berkembang sampai hasil yang sangat besar.

Jika Anda mendapatkan 5 orang yang serius mengembangkan bisnis dan masing-masing mempunyai hasil penjualan $100 per orang dengan komisi 5%, penghasilan Anda adalah seperti berikut :

Level – #people – $volume – $bonuses
1. 5 – 500 – 25
2. 25 – 2500 – 125
3. 125 – 12500 – 625
4. 625 – 62500 – 3125
5. 3125 – 312500 – 15625
6. 15625 – 1562500 – 78125
7. 78125 – 7812500 – 390625

Jadi, jika tiap orang bisa mendapatkan 5 orang, Anda bisa mendapatkan $500,000 per bulan. WOW, mari kita semua bekerja dan menjadi kaya!

Tapi tunggu dulu. Tidak sesederhana itu.

Membutuhkan usaha dan waktu untuk membangun grup dalam perusahaan MLM. Anda pun tidak bisa bekerja sendirian. Anda tidak bisa merekrut 90.000 orang seorang diri. Tiap orang harus mencari 5 atas usaha sendiri dan tidak semua orang mau bekerja untuk mendapatkan 5 orang itu.

Bisa dibilang jarang ada orang yang akan membangun group ideal seperti ini. Beberapa kaki di struktur downline akan tumbuh lebih cepat dari yang lain. Beberapa kaki akan tumbuh dengan lebih lambat. Jika Anda tidak bekerja, Anda tidak akan pernah memulai satu pun kaki yang akan tumbuh sesuai dengan yang Anda inginkan.

Itulah konsepnya. Banyak orang mengerjakan bagiannya yang kecil dan Anda mendapatkan bagian dari setiap orang. Jika Anda mempunyai inisiatif dan etos kerja untuk membangun group tersebut, Anda bisa mendapatkan income yang cukup significant bahkan bisa menjadi kaya.

Yang perlu digarisbawahi adalah MLM bukanlah cara cepat untuk menjadi kaya. Diperlukan KERJA keras dan kebanyakan orang tidak mau mengerjakan hal-hal yang diperlukan. Kebanyakan orang tidak akan pernah menjadi kaya, hanya beberapa saja yang akan berhasil. Walaupun demikian, selama Anda memilih perusahaan yang benar dengan produk dan jasa yang baik, tingkat keberhasilan Anda sepenuhnya tergantung pada Anda.

Apakah MLM adalah penipuan, illegal, tak bermoral?

Ini adalah bagian terbesar dari argumentasi, ketidaksetujuan dan tuduhan yang tidak berdasar tentang MLM. Tidak sedikit yang beranggapan MLM adalah tidak etis dan tidak bermoral. Walaupun demikian secara hukum, MLM dianggap legal, tidak menyalahi aturan moral.

Sebenarnya MLM tidak bisa dikatakan dari sananya baik atau buruk seperti halnya orang memandang sistem bisnis biasa. Bisnis biasa (dunia korporat) bisa dijalankan secara baik dan bisa dijalankan dengan buruk. MLM juga demikian. Ada yg dijalankan dengan baik dan ada juga yang dijalankan dengan buruk. Jadi baik dan buruknya MLM tergantung bagaimana perusahaan didesain dan dijalankan oleh tim manajemen dan tim pemasar di lapangan.

Memang harus diakui ada juga perusahaan MLM yang tidak lebih dari sekadar penipuan, cara cepat menjadi kaya untuk pemilik dan segelintir kroninya. Beberapa di antaranya berusaha memanipulasi hukum dan menghindar dari hukum. Ada juga perusahaan MLM yang mempunyai produk yg sah secara hukum dan sudah berkecimpung dalam bisnis selama beberapa tahun tapi dijalankan secara salah, sedemikian sehingga banyak orang yang menjadi korban. Contoh, orang lanjut usia yangmenginvestasikan uang pensiun untuk membeli barang-barang yang memenuhi garasinya dan seterusnya. Banyak orang tentunya setuju bahwa perusahaan ini, setidaknya distributor yg menjalankan praktek-praktek tidak bertanggung-jawab, sama sekali tidaklah etis.

Sebenarnya ada banyak perusahaan yang dijalankan dengan sah, legal, dan etis. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai produk-produk yang baik, bermanfaat bagi pelanggan dan memberikan banyak orang peluang untuk memperbaiki kondisi keuangannya.

Kubu Anti MLM sering menyatakan bahwa perusahaan MLM dan distributornya hanya menjual fantasi tidak realistis mengenai potensi penghasilan yang dapat diperoleh kepada prospek, yg pada kenyataannya hanya menggemukkan penghasilan upline. Pandangan ini bisa dimengerti namun mengabaikan satu hal penting yaitu bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk membangun group atau timnya sendiri seperti halnya uplinenya. Upline sudah bekerja keras, mungkin selama bertahun-tahun, untuk membangun downline yang sekarang memberikan hasilnya bagi upline tersebut. Orang baru mungkin sudah investasikan hanya beberapa ratus dollar dan beberapa jam saja perharinya. Setiap orang memulai dari tempat yang sama, DI DASAR, dan setiap orang punya kesempatan yang SAMA untuk membangun downlinenya sendiri.

Teori Saturasi

Satu-satunya pengecualian mungkin teori saturasi (jenuh). Dalam kasus ini, perusahaan sudah berkembang sedemikian rupa sehingga banyak orang dari distributor aktif yang tertarik untuk merekrut orang baru, sudah bergabung (ini tidak berarti SEMUA orang sudah direkrut). Orang baru akan lebih sulit mencari prospek baru dibandingkan upline yang telah melakukannya beberapa tahun yang lalu. Orang baru ini punya beberapa pilihan bergabung dengan perusahaan yang sudah mapan walaupun sudah mendekati jenuh, pilih perusahaan lain yang tidak punya masalah saturasi, atau menyerah.

Walaupun demikian, orang baru yang bergabung dengan perusahaan yang mapan, akan memiliki banyak alat bantu dan sistem support daripada orang lama yang bergabung di perusahaan tersebut sejak lama. Mungkin juga ada lebih banyak produk, lebih banyak literatur, dan lain-lain. Walaupun orang lama yang bergabung lebih mempunyai pasar yang besar, mereka juga mempunyai fasilitas yang terbatas. Jadi ada kelebihan dan kekurangannya bagi orang yang bergabung duluan dan bergabung belakangan.

Dalam kenyatannya, saturasi ini jarang menjadi masalah. Hanya ada sedikit kasus di mana market benar-benar jadi jenuh. Mungkin saja akan lebih sulit untuk mencari orang baru dalam perusahaan yang besar tapi TIDAK ADA perusahaan dalam sejarah MLM yang berkembang sangat pesat sehingga menghabiskan potensi pasarnya. Lebih banyak orang yang memasuki usia 18 tahun di dunia ini daripada jumlah orang yang bergabung ke semua perusahaan MLM yang ada. Sampai sejauh ini, pertumbuhan MLM belum bisa menyamai pertumbuhan populasi manusia.

Jadi, MLM bisa dikerjakan secara sah, bermoral, tapi MLM bisa juga dijalankan secara tidak etis dan tidak legal.

Apakah merekrut itu salah dibandingkan dengan menjual produk?

Ini adalah pendapat umum mengenai MLM. Di satu sisi, pendapat ini benar. Jika tujuan utama di balik MLM adalah untuk merekrut orang, yaitu jika uang pembayaran waktu bergabung, adalah satu-satunya sumber pembayar bonus, maka tentu saja kegiatan MLM ini tidak benar.

Kubu Anti MLM berpendapat bahwa tujuan utama MLM adalah untuk merekrut orang baru, bukan untuk menjual barang. Yang tidak mereka mengerti adalah MENDAFTARKAN ORANG BARU ADALAH CARA ANDA MENJUAL PRODUK DI MLM. Di samping itu, Anda tetap bisa memperoleh penghasilan walaupun hanya jadi pengecer produk dan jasa yang dijual.

Jika Anda fokus hanya di penjualan, ini bukan MLM, hanya jualan cara biasa. MLM bekerja berdasarkan proses yang berbeda dari sales biasa. Bukannya mencari beberapa orang untuk menjual dalam volume besar sekaligus, Anda mencari banyak orang dan masing-masing menjual dalam volume sedikit (karena tiap orang menjual dalam jumlah kecil, pengunaan pribadi oleh tiap distributor menyumbang peranan penting dari total volume penjualan). Merekrut orang baru dan membangun downline adalah caranya Anda mencari orang-orang yang masing-masing mengerjakan bagiannya dalam proses penjualan. (Perhatikan : SETIAP orang melakukan kontribusi dari total penjualan. BUKAN HANYA orang yang bergabung belakangan. Kontribusi Anda bagi Upline secara perorangan hanya beberapa sampai puluhan dollar). Produk berpindah dari perusahaan ke customer atau distributor. Itulah sumber penghasilan dari MLM yang benar. Hanya cara pendistribusiannya yang berbeda.

MLM bekerja dalam hal yang berbeda dengan cara biasa, walaupun berbeda, hal itu tidak menjadikannya illegal atau amoral atau salah. Hanya caranya saja yang BERBEDA. Seperti halnya franchise berbeda dari retail biasa (franchise pernah dianggap sebagai bentuk penipuan). Franchise bukanlah penipuan, hanya satu bentuk dalam bisnis. Mengacu ke analogi yang sama, MLM berbeda dari retail yang biasa dan franchising, tapi bisa menjadi bentuk efektif dalam melakukan bisnis.

sumber: http://blog.supexteam.com

Korban MLM


Multi-level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain).

Mengapa perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya?

Ada beberapa alasan :

1. Biaya overhead yang rendah
Tidak seperti perusahaan retail, perusahaan MLM tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer. Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi distributor untuk memasarkan produk ke customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu memberikan komisi bagi distributor berdasarkan hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual.

2. Biaya overhead distribusi yang rendah
Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara, kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing-masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang.

Jalur distribusi non MLM
manufacturer –> transporter –> wholesaler –> retailer –> advertisers –> customers

Jalur distribusi MLM
manufacturer –> representative –> customer

3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan 100% tiap bulan

4. Tim sales dan marketing yang termotivasi.
Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik.

Bagi perorangan, MLM bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup significant.

Bagaimana Caranya?

MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang sedikit”. Dalam MLM, Anda tidak hanya mendapatkan komisi dari hasil penjualan Anda secara langsung namun juga secara tidak langsung. Anda mendapatkan juga komisi dari hasil penjualan orang yang Anda bawa ke perusahaan dan juga dari hasil orang yang orang tadi bawa, dan juga dari hasil penjualan dari orang terakhir yang dia bawa.

Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan Anda akan berkembang sampai hasil yang sangat besar.

Jika Anda mendapatkan 5 orang yang serius mengembangkan bisnis dan masing-masing mempunyai hasil penjualan $100 per orang dengan komisi 5%, penghasilan Anda adalah seperti berikut :

Level – #people – $volume – $bonuses
1. 5 – 500 – 25
2. 25 – 2500 – 125
3. 125 – 12500 – 625
4. 625 – 62500 – 3125
5. 3125 – 312500 – 15625
6. 15625 – 1562500 – 78125
7. 78125 – 7812500 – 390625

Jadi, jika tiap orang bisa mendapatkan 5 orang, Anda bisa mendapatkan $500,000 per bulan. WOW, mari kita semua bekerja dan menjadi kaya!

Tapi tunggu dulu. Tidak sesederhana itu.

Membutuhkan usaha dan waktu untuk membangun grup dalam perusahaan MLM. Anda pun tidak bisa bekerja sendirian. Anda tidak bisa merekrut 90.000 orang seorang diri. Tiap orang harus mencari 5 atas usaha sendiri dan tidak semua orang mau bekerja untuk mendapatkan 5 orang itu.

Bisa dibilang jarang ada orang yang akan membangun group ideal seperti ini. Beberapa kaki di struktur downline akan tumbuh lebih cepat dari yang lain. Beberapa kaki akan tumbuh dengan lebih lambat. Jika Anda tidak bekerja, Anda tidak akan pernah memulai satu pun kaki yang akan tumbuh sesuai dengan yang Anda inginkan.

Itulah konsepnya. Banyak orang mengerjakan bagiannya yang kecil dan Anda mendapatkan bagian dari setiap orang. Jika Anda mempunyai inisiatif dan etos kerja untuk membangun group tersebut, Anda bisa mendapatkan income yang cukup significant bahkan bisa menjadi kaya.

Yang perlu digarisbawahi adalah MLM bukanlah cara cepat untuk menjadi kaya. Diperlukan KERJA keras dan kebanyakan orang tidak mau mengerjakan hal-hal yang diperlukan. Kebanyakan orang tidak akan pernah menjadi kaya, hanya beberapa saja yang akan berhasil. Walaupun demikian, selama Anda memilih perusahaan yang benar dengan produk dan jasa yang baik, tingkat keberhasilan Anda sepenuhnya tergantung pada Anda.

Apakah MLM adalah penipuan, illegal, tak bermoral?

Ini adalah bagian terbesar dari argumentasi, ketidaksetujuan dan tuduhan yang tidak berdasar tentang MLM. Tidak sedikit yang beranggapan MLM adalah tidak etis dan tidak bermoral. Walaupun demikian secara hukum, MLM dianggap legal, tidak menyalahi aturan moral.

Sebenarnya MLM tidak bisa dikatakan dari sananya baik atau buruk seperti halnya orang memandang sistem bisnis biasa. Bisnis biasa (dunia korporat) bisa dijalankan secara baik dan bisa dijalankan dengan buruk. MLM juga demikian. Ada yg dijalankan dengan baik dan ada juga yang dijalankan dengan buruk. Jadi baik dan buruknya MLM tergantung bagaimana perusahaan didesain dan dijalankan oleh tim manajemen dan tim pemasar di lapangan.

Memang harus diakui ada juga perusahaan MLM yang tidak lebih dari sekadar penipuan, cara cepat menjadi kaya untuk pemilik dan segelintir kroninya. Beberapa di antaranya berusaha memanipulasi hukum dan menghindar dari hukum. Ada juga perusahaan MLM yang mempunyai produk yg sah secara hukum dan sudah berkecimpung dalam bisnis selama beberapa tahun tapi dijalankan secara salah, sedemikian sehingga banyak orang yang menjadi korban. Contoh, orang lanjut usia yangmenginvestasikan uang pensiun untuk membeli barang-barang yang memenuhi garasinya dan seterusnya. Banyak orang tentunya setuju bahwa perusahaan ini, setidaknya distributor yg menjalankan praktek-praktek tidak bertanggung-jawab, sama sekali tidaklah etis.

Sebenarnya ada banyak perusahaan yang dijalankan dengan sah, legal, dan etis. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai produk-produk yang baik, bermanfaat bagi pelanggan dan memberikan banyak orang peluang untuk memperbaiki kondisi keuangannya.

Kubu Anti MLM sering menyatakan bahwa perusahaan MLM dan distributornya hanya menjual fantasi tidak realistis mengenai potensi penghasilan yang dapat diperoleh kepada prospek, yg pada kenyataannya hanya menggemukkan penghasilan upline. Pandangan ini bisa dimengerti namun mengabaikan satu hal penting yaitu bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk membangun group atau timnya sendiri seperti halnya uplinenya. Upline sudah bekerja keras, mungkin selama bertahun-tahun, untuk membangun downline yang sekarang memberikan hasilnya bagi upline tersebut. Orang baru mungkin sudah investasikan hanya beberapa ratus dollar dan beberapa jam saja perharinya. Setiap orang memulai dari tempat yang sama, DI DASAR, dan setiap orang punya kesempatan yang SAMA untuk membangun downlinenya sendiri.

Teori Saturasi

Satu-satunya pengecualian mungkin teori saturasi (jenuh). Dalam kasus ini, perusahaan sudah berkembang sedemikian rupa sehingga banyak orang dari distributor aktif yang tertarik untuk merekrut orang baru, sudah bergabung (ini tidak berarti SEMUA orang sudah direkrut). Orang baru akan lebih sulit mencari prospek baru dibandingkan upline yang telah melakukannya beberapa tahun yang lalu. Orang baru ini punya beberapa pilihan bergabung dengan perusahaan yang sudah mapan walaupun sudah mendekati jenuh, pilih perusahaan lain yang tidak punya masalah saturasi, atau menyerah.

Walaupun demikian, orang baru yang bergabung dengan perusahaan yang mapan, akan memiliki banyak alat bantu dan sistem support daripada orang lama yang bergabung di perusahaan tersebut sejak lama. Mungkin juga ada lebih banyak produk, lebih banyak literatur, dan lain-lain. Walaupun orang lama yang bergabung lebih mempunyai pasar yang besar, mereka juga mempunyai fasilitas yang terbatas. Jadi ada kelebihan dan kekurangannya bagi orang yang bergabung duluan dan bergabung belakangan.

Dalam kenyatannya, saturasi ini jarang menjadi masalah. Hanya ada sedikit kasus di mana market benar-benar jadi jenuh. Mungkin saja akan lebih sulit untuk mencari orang baru dalam perusahaan yang besar tapi TIDAK ADA perusahaan dalam sejarah MLM yang berkembang sangat pesat sehingga menghabiskan potensi pasarnya. Lebih banyak orang yang memasuki usia 18 tahun di dunia ini daripada jumlah orang yang bergabung ke semua perusahaan MLM yang ada. Sampai sejauh ini, pertumbuhan MLM belum bisa menyamai pertumbuhan populasi manusia.

Jadi, MLM bisa dikerjakan secara sah, bermoral, tapi MLM bisa juga dijalankan secara tidak etis dan tidak legal.

Apakah merekrut itu salah dibandingkan dengan menjual produk?

Ini adalah pendapat umum mengenai MLM. Di satu sisi, pendapat ini benar. Jika tujuan utama di balik MLM adalah untuk merekrut orang, yaitu jika uang pembayaran waktu bergabung, adalah satu-satunya sumber pembayar bonus, maka tentu saja kegiatan MLM ini tidak benar.

Kubu Anti MLM berpendapat bahwa tujuan utama MLM adalah untuk merekrut orang baru, bukan untuk menjual barang. Yang tidak mereka mengerti adalah MENDAFTARKAN ORANG BARU ADALAH CARA ANDA MENJUAL PRODUK DI MLM. Di samping itu, Anda tetap bisa memperoleh penghasilan walaupun hanya jadi pengecer produk dan jasa yang dijual.

Jika Anda fokus hanya di penjualan, ini bukan MLM, hanya jualan cara biasa. MLM bekerja berdasarkan proses yang berbeda dari sales biasa. Bukannya mencari beberapa orang untuk menjual dalam volume besar sekaligus, Anda mencari banyak orang dan masing-masing menjual dalam volume sedikit (karena tiap orang menjual dalam jumlah kecil, pengunaan pribadi oleh tiap distributor menyumbang peranan penting dari total volume penjualan). Merekrut orang baru dan membangun downline adalah caranya Anda mencari orang-orang yang masing-masing mengerjakan bagiannya dalam proses penjualan. (Perhatikan : SETIAP orang melakukan kontribusi dari total penjualan. BUKAN HANYA orang yang bergabung belakangan. Kontribusi Anda bagi Upline secara perorangan hanya beberapa sampai puluhan dollar). Produk berpindah dari perusahaan ke customer atau distributor. Itulah sumber penghasilan dari MLM yang benar. Hanya cara pendistribusiannya yang berbeda.

MLM bekerja dalam hal yang berbeda dengan cara biasa, walaupun berbeda, hal itu tidak menjadikannya illegal atau amoral atau salah. Hanya caranya saja yang BERBEDA. Seperti halnya franchise berbeda dari retail biasa (franchise pernah dianggap sebagai bentuk penipuan). Franchise bukanlah penipuan, hanya satu bentuk dalam bisnis. Mengacu ke analogi yang sama, MLM berbeda dari retail yang biasa dan franchising, tapi bisa menjadi bentuk efektif dalam melakukan bisnis.

sumber: http://blog.supexteam.com

Posted at 9:26 AM |  by kang obet

0 comments:

Text Widget

Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.
back to top